Semua orang boleh wafat, film boleh tamat, kasih cinta boleh sesaat , dunia pun boleh kiamat, tapi sahabat akan tetap melekat hingga akhir hayat. keindahan pantai dapat musnah ketika tsunami datang, indahnya pegunungan dapat sirna ketika gunung meletus, Namun indahnya suatu persahabatan akan musnah jika kita egois dan berani mengatakan cinta pada seorang sahabat

kapten bleach

Jumat, 21 Agustus 2009

Sajak WS Rendra


Nyanyian Suto untuk Fatima

Dua puluh tiga matahari
bangkit dari pundakmu.
Tubuhmu menguapkan bau tanah
dan menyalalah sukmaku.
Langit bagai kain tetiron yang biru
terbentang
berkilat dan berkilauan
menantang jendela kalbu yang berdukacita.
Rohku dan rohmu
bagaikan proton dan elektron
bergolak
bergolak
Di bawah dua puluh tiga matahari.
Dua puluh tiga matahari
membakar dukacitaku.
Nyanyian Fatima untuk Suto

Kelambu ranjangku tersingkap
di bantal berenda tergolek nasibku.
Apabila firmanmu terucap
masuklah kalbuku ke dalam kalbumu.

Sedu-sedan mengetuk tingkapku
dari bumi di bawah rumpun mawar.
Waktu lahir kau telanjang dan tak tahu
tapi hidup bukanlah tawar-menawar.

Rajawali

Sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri

Rajawali adalah pacar langit
dan di dalam sangkar besi
rajawali merasa pasti
bahwa langit akan selalu menanti

Langit tanpa rajawali
adalah keluasan dan kebebasan tanpa sukma
tujuh langit, tujuh rajawali
tujuh cakrawala, tujuh pengembara

Rajawali terbang tinggi memasuki sepi
memandang dunia
rajawali di sangkar besi
duduk bertapa
mengolah hidupnya

Hidup adalah merjan-merjan kemungkinan
yang terjadi dari keringat matahari
tanpa kemantapan hati rajawali
mata kita hanya melihat matamorgana

Rajawali terbang tinggi
membela langit dengan setia
dan ia akan mematuk kedua matamu
wahai, kamu, pencemar langit yang durhaka

Makna Dan Manfaat Puasa

Seingat saya, apa yang dianjurkan oleh orang tua, terutama ibu, sejak saya masih kecil adalah agar selalu menjalani hidup prihatin. Hidup tidak boleh dijalani dengan berlebih-lebihan, boros, dan mahal. Sebaliknya, hidup harus dijalani dengan cara sederhana, atau setidak-tidaknya jangan mengada-ada.

Menurut konsep orang tua dahulu, agar sukses dalam hidup maka harus mau dan berani prihatin. Kalimat itu seperti tidak bosan-bosannya, oleh ibu, selalu diulang-ulang pada setiap saat ada kesempatan. Bahkan prihatin dikaitkan dengan prestasi di sekolah. Ibu mengatakan bahwa, jika suatu saat prestasi jeblok, maka hal itu disebabkan karena kurang prihatin.

Gambaran sederhana sebagai hidup prihatin misalnya, tidak boleh makan terlalu banyak, yang bagus adalah seadanya, bahkan dianjurkan agar memperbanyak puasa sunnah, berpakaian secukupnya, mengurangi waktu tidur, banyak membaca al Qur’an, dan seterusnya. Selain itu, terhadap orang lain lebih baik ngalah, bukan kalah, tidak banyak berdebat, mau mengakui kesalahan, dan selalu mengikuti nasehat dan petunjuk orang tua dan guru.
Nasehat seperti ini, selalu disampaikan oleh orang tua. Seolah-olah mereka tidak pernah bosan memberikan doktrin tentang itu. Mereka sangat khawatir jika anak-anaknya keluar dari pola hidup ini. Hidup prihatrin dipandang sebagai pintu meraih keberhasilan hidup dan kemuliaan di masa yang akan depan.

Rasanya konsep hidup terbaik menurut orang tua pada empat puluhan tahun yang lalu sudah jauh berbeda dengan orang tua saat sekarang ini. Saya tidak tahu persis, apakah kehidupan di pedesaan pun konsep seperti itu masih bertahan. Rupanya hidup yang dianggap baik dan ideal menurut orang sekarang sudah jauh berbeda. Anak-anak mereka harus makan cukup dengan menu dan gizi yang cukup, kebutuhan pakaian cukup, istirahat cukup, rekrasi cukup, olah raga cukup, fasilitas lainnya, semuanya serba tercukupi. Pokoknya anak sekarang harus serba tercukupi.
Bahkan perbedaan itu sangat mencolok. Anak-anak zaman dahulu, sejak kecil sudah dilatih bekerja, membantu orang tua, dan setidak-tidaknya harus bisa hidup mandiri. Anak-anak sekarang, tampak justru merepotkan orang tua. Semua diatur dan dibantu oleh orang tuanya. Pergi ke sekolah, mereka diantar, bahkan tidak saja ketika masih duduk di tingkat taman kanak-kanak, sudah sekolah di tingkat lanjutan pun di antar jemput. Bahkan lebih dari itu, mereka yang sudah menjadi mahasiswa pun masih harus diantar oleh orang tuanya.

Kehidupan anak-anak sekarang tampak lebih manja dan memang sengaja dimanjakan oleh orang tua. Bentuk kasih sayang orang tua kepada anak pada saat sekarang, sudah berbeda dengan dahulu. Jika dahulu, anak-anak dibimbing agar hidup prihatin, dan keprihatinan dianggap sebagai tantangan, maka orang tua sekarang justru berusaha menghilangkan seluruh tantangan itu. Anak harus ditolong dan dimudahkan hidupnya. Bahkan, kalau misalnya di sekolah, seorang guru menegur atas kesalahan murid, apalagi menghukum, maka orang tua akan membelanya. Dan bahkan kalau perlu kesalahan guru diajukan ke pengadilan.

Sesungguhnya, pada zaman dahulu pun sudah ada orang tua yang memanjakan para anak-anaknya, terutama dari kalangan keluarga yang berada. Masyarakat pun juga tahu, bahwa pada kenyataannya, jarang sekali orang tua yang memanjakan itu, kemudian anak-anaknya berhasil dalam belajarnya. Umumnya, anak yang dimanjakan, prestasinya akan kalah dibanding dengan anak-anak yang dibimbing oleh orang tuanya hidup dengan penuh keprihatinan.
Memang selama ini belum ada penelitian secara saksama terkait dengan ini. Akan tetapi kesan umum dari berbagai kasus, menunjukkan hal yang demikian itu. Anak orang kaya atau berkecukupan yang dimanja, umumnya kurang memiliki ketahanan dan bahkan juga prestasi. Oleh karena itu, banyak di antara mereka yang gagal. Kiranya, kita tidak terlalu sulit mencari bukti tentang hal itu. Jika mau mencari teori pembenar, Toynbee, seorang sejarawan yang amat terkenal, membuat teori yang disebut dengan chalange and respond. Bahwa kualitas manusia itu ditentukan oleh tantangan dan bagaimana menjawabnya. Orang yang tidak pernah menemui tantangan maka tidak akan kuat. Sedemikian penting menurut Toynbee, tantangan hidup itu dalam membentuk kualitas seseorang.

Contoh lain, adalah kehidupan kupu-kupu tatkala keluar dari kepompong. Binatang ini ketika keluar dari kepompong selalu mengalami kesulitan yang amat berat. Bagaimanapun sulitnya, kupu-kupu muda akan berusaha keluar dengan tenaganya sendiri. Seumpama, ada seseorang menolongnya, dengan cara menyobek dinding kepompong, kupu tersebut akan segera keluar dengan mudah. Akan tetapi resikonya, kupu-kupu tersebut tidak akan mampu terbang, sebagaimana kupu-kupu yang keluar dengan normal, atau tidak melewati proses pertolongan itu.
Memperhatikan teori Toynbee dan juga proses kelahiran kupu dari kepompong tersebut, saya lalu teringat kebiasaan orang tua dahulu, termasuk ibu saya, tentang bagaimana mereka membimbing anak-anaknya agar hidup prihatin itu. Keprihatinan harus dibedakan dengan hidup memprihatinkan. Keprihatinan mestinya harus dilalui sebagai proses pendidikan yang seharusnya oleh setiap anak sebagai tantangan. Seringkali hidup prihatin disama artikan dengan hidup memprihatinkan. Padahal, di antara keduanya amat berbeda. Hidup prihatin semestinya dianjurkan, sedangkan hidup memprihatinkan siapapun harus menghindari. Istilah memprihatinkan, berkonotasi kurang positif, atau tidak layak.

Berdasar uraian singkat tersebut, saya sesungguhnya tidak terlalu merasa iba terhadap anak-anak yang berasal dari pedesaan, yang hidup dengan keterbatasannya. Saya yakin, jika keadaan itu diyakini sebagai sesuatu yang menguntungkan, yakni menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi, maka keadaan itu justru memiliki nilai lebih dan sekaligus sebagai bentuk pemenuhan dari tuntutan agar selalu hidup prihatin sebagaimana pesan orang arif, guru, dan juga orang tua, yang juga pernah saya terima dan selalu saya pegangi selama ini

Jumat, 14 Agustus 2009

Jihad dan Qital dalam Wacana Islam


Al Quran selain menggunakan kata jihad, juga mempergunakan kata "qital" untuk menunjukkan dan sekaligus membedakan arti yang lebih spesifik dari jihad perang dengan jihad yang lain. Qital berasal dari kata "qatala" yang berarti "memerangi atau membunuh", makna qatala ini mengacu pada perjuangan dengan mengangkat senjata untuk memerangi musuh yang mengancam eksistensi ummat Islam. Qital merupakan bagian dari jihad, sehingga sering digunakan kata "jihad qital" untuk menunjukkan perjuangan mengangkat senjata itu sendiri. Jihad qital banyak sekali dilakukan oleh Nabi Muhammad dan juga para sahabat beliau dalam rangka mempertahankan eksistensi agama dan ummat Islam.

Al Quran, dalam ayat-ayat Makiyah, perkataan jihad atau al-jihad lebih menunjukkan kepada makna-makna `am (umum) dari amar ma`ruuf dan nahi munkar. Ayat Makiyah ini dapat dijumpai di surat Al Ankabut 6 : "Sesiapa yang berjihad maka sesungguhnya ia berjihad untuk dirinya sendiri." Dan Al Ankabut 69 : "Dan orang-orang yang berjihad dijalan Kami, sungguh Kami benar-benar akan menunjukkan mereka pada jalan jalan Kami." Sedang dalam ayat-ayat Madaniyah, akan kita jumpai makna kata jihad yang lebih spesifik ke arah jihad qital yaitu memerangi musuh. Ayat-ayat ini bisa dijumpai pada At Taubah ayat 41 : "Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu dijalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. " , Al-Imran 142 : "Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar".

Meski ayat-ayat Madaniyah lebih spesifik kepada makna jihad qital, tetapi kerangka jihad yang dipakai itu sendiri tidak lepas dari prinsip dasar makna jihad yang lebih luas yaitu amar ma`ruf dan nahi munkar.

Dalam hadits sendiri, pemakaian kata jihad, banyak sekali yang mengungkapkan maksudnya yang mengarah kepada pengertian perang (jihad qital) itu sendiri. Hadits-hadits seperti; "Berjaga dalam jihad selama sehari semalam adalah lebih baik daripada berpuasa dan qiyamul-lail selama sebulan." (2) ataupun hadits "Diriwayatkan dari 'Amr bin Abasah r. a. berkata bahwa ada seorang lelaki, yang berkata kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah apakah Islam itu? " Beliau menjawab, "Islam itu ialah penyerahan hatimu kepada Allah, dan selamatnya kaum Muslim dari lidah dan tanganmu." Lelaki itu bertanya lagi: "Manakah Islam yang paling utama?" Rasulullah saw menjawab, "Iman." Lelaki itu bertanya lagi: "Apa pula iman itu?" Beliau menjawab, "Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kebangkitan setelah mati." Lelaki itu bertanya lagi: "Manakah iman yang paling utama?" Rasulullah saw menjawab, "Berhijrah." Lelaki itu bertanya lagi. "Apakah yang dimaksud dengan berhijrah itu?" Rasulullah saw menjawab, "Engkau meninggalkan kejelekan." Lelaki itu bertanya kembali: "Manakah hijrah yang paling utama?" Rasulullah saw menjawab, "Jihad." Dia bertanya lagi: "Apakah yang dimaksud dengan jihad itu?" Beliau menjawab, "Hendaklah engkau memerangi orang-orang kafir apabila engkau berjumpa dengan mereka." Dia bertanya lagi: "Jihad mana yang paling utama?" Rasulullah saw menjawab, "Jihad orang yang mempersembahkan kuda dan darahnya." (3). Atau hadits lain yang sangat banyak yang kesemuanya mengarah kepada pengartian jihad sebagai perang. Meski pemakaian kata jihad dalam hadits itu mempunyai makna praktis yang mengacu pada arti perang, harus kita pahami bahwa hadits merupakan suatu tindakan nabi untuk mengamalkan atau menafsirkan Al Quran sesuai dengan kondisi pada masanya. Hadits merupakan hasil dialektika antara nilai-nilai Al Quran dan juga kultur lingkungan sekitarnya. Rasul menggunakan kata jihad sebagai kata dari jihad qital karena memperhatikan kondisi masyarakat Arab pada waktu itu dimana dalam kebiasaan orang Arab bahwa perang merupakan salah satu bentuk penyelesaian konflik yang biasa terjadi antar kelompok atau kabilah dan juga ancaman paling besar di masa Rasul adalah adanya ancaman perang fisik. Dengan penggunaan kata jihad ataupun kata-kata "sebaik-baik jihad adalah", nabi bertujuan untuk memberikan semangat kepada muslimin agar tidak takut kepada musuh dan juga agar selalu bersiap diri menghadapinya.

Makna "sebaik-baik jihad" dalam hadits di atas adalah bersifat sangat kondisional, dimana makna jihad yang paling utama tersebut bisa berubah sesuai dengan kondisi sekitarnya dan tidak terbatas saja pada pengertian jihad qital.

Pemaknaan jihad yang terbatas pada jihad qital akan menjadikan perjuangan Islam yang murni menjadi kabur. Islam, ajaran yang syarat dengan nilai-nilai moral lebih menekankan kepada penyelesaian-penyelesaian damai dan menjadikan jalan kekerasan atau perang menjadi alternatif terakhir setelah perdamaian atau dialog tidak tercapai. Al Quran mengajarkan untuk menyeru manusia dengan perkataan yang baik (lembut-bijak), sebagaimana disebutkan dalam surat An Nahl 125 "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". Dari ayat ini, kita akan mengetahui bahwa Islam mengajarkan untuk selalu menyampaikan pesan Islam secara damai dan apabila ada kesalahan atau penyimpangan dari pihak lainpun, penyelesaian secara damai menjadi cara penyelesaian yang diutamakan(4) .

Pengaruh dari pemaknaan yang sempit (akan jihad ataupun jihad yang paling utama) telah memberikan gambaran-gambaran negatif terhadap Islam sendiri, sebagaimana dapat dijumpai di Encyclopaedia of islam yang menyatakan "the fight is obligatory even when the unbelievers have not started it"(5) ataupun perkataan Rudolph Peters yang menyatakan "ultimate aim of jihad is `the subjection of the unbelievers` and ' the extirpation of unbelief"(6).

Di lain pihak, Islam juga mengajarkan ummatnya untuk bersikap keras kepada orang-orang kafir sebagaimana Al Quran surat Al Fath 29; "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang beriman dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka: kamu lihat mereka ruku` dan sujud mencari karunia Allah dan keridlaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud..." dan juga Al Baqarah 193, "Perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah lagi dan agama itu hanya untuk Allah belaka". "Keras" kepada orang-orang kafir atau orang yang berbeda kepercayaan dengan kita tidak hanya mengacu pada pengertian perang, tetapi lebih kepada perjuangan tegaknya nilai-nilai Islam itu sendiri yang terbebas dari nilai-nilai di luarnya, perang dilakukan apabila penyimpangan yang dilakukan oleh mereka telah mengganggu eksistensi ummat Islam. Pokok jihad itu sendiri disebutkan dalam Al Furqan 25; "Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah (wa jaahid hum) terhadap mereka dengan Al Qur`an dengan jihad (jihaada) yang besar..." Dimana jihad yang paling utama adalah pelaksanaan ajaran Islam dengan sebenar-benarnya dan tidak tercampur oleh nilai-nilai lain di luar Islam. Al Quran sendiri memberikan porsi terbesar dari isinya kepada perbaikan nilai-nilai moral manusia guna menjadi khalifah di muka bumi (7).

Presiden Soekarno

Masa Bakti 1945 -- 1966

Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai. Semasa hidupnya, beliau mempunyai tiga istri dan dikaruniai delapan anak. Dari istri Fatmawati mempunyai anak Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati dan Guruh. Dari istri Hartini mempunyai Taufan dan Bayu, sedangkan dari istri Ratna Sari Dewi, wanita turunan Jepang bernama asli Naoko Nemoto mempunyai anak Kartika..

Masa kecil Soekarno hanya beberapa tahun hidup bersama orang tuanya di Blitar. Semasa SD hingga tamat, beliau tinggal di Surabaya, indekos di rumah Haji Oemar Said Tokroaminoto, politisi kawakan pendiri Syarikat Islam. Kemudian melanjutkan sekolah di HBS (Hoogere Burger School). Saat belajar di HBS itu, Soekarno telah menggembleng jiwa nasionalismenya. Selepas lulus HBS tahun 1920, pindah ke Bandung dan melanjut ke THS (Technische Hoogeschool atau sekolah Tekhnik Tinggi yang sekarang menjadi ITB). Ia berhasil meraih gelar "Ir" pada 25 Mei 1926.

Kemudian, beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan PNI (Partai Nasional lndonesia) pada 4 Juli 1927, dengan tujuan Indonesia Merdeka. Akibatnya, Belanda, memasukkannya ke penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929. Delapan bulan kemudian baru disidangkan. Dalam pembelaannya berjudul Indonesia Menggugat, beliau menunjukkan kemurtadan Belanda, bangsa yang mengaku lebih maju itu.

Pembelaannya itu membuat Belanda makin marah. Sehingga pada Juli 1930, PNI pun dibubarkan. Setelah bebas pada tahun 1931, Soekarno bergabung dengan Partindo dan sekaligus memimpinnya. Akibatnya, beliau kembali ditangkap Belanda dan dibuang ke Ende, Flores, tahun 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Setelah melalui perjuangan yang cukup panjang, Bung Karno dan Bung Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945. Dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Ir.Soekarno mengemukakan gagasan tentang dasar negara yang disebutnya Pancasila. Tanggal 17 Agustus 1945, Ir Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang PPKI, 18 Agustus 1945 Ir.Soekarno terpilih secara aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sebelumnya, beliau juga berhasil merumuskan Pancasila yang kemudian menjadi dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau berupaya mempersatukan nusantara. Bahkan Soekarno berusaha menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin dengan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955 yang kemudian berkembang menjadi Gerakan Non Blok.

Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat yang menyebabkan penolakan MPR atas pertanggungjawabannya. Sebaliknya MPR mengangkat Soeharto sebagai Pejabat Presiden. Kesehatannya terus memburuk, yang pada hari Minggu, 21 Juni 1970 ia meninggal dunia di RSPAD. Ia disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar, Jatim di dekat makam ibundanya, Ida Ayu Nyoman Rai. Pemerintah menganugerahkannya sebagai "Pahlawan Proklamasi". (Dari Berbagai Sumber)

Jumat, 07 Agustus 2009

Cara Sehat Minum kopi


Menurutku aktivitas minum kopi sepertinya tidak lepas dari para pembloger dan pekerja kantoran yang bekerja hingga larut malam. Bahkan ada beberapa teman bloger yang tahan tidak makan seharian bekerja didepan komputer hanya ditemani kopi bercangkir-cangkir. Memang minuman kopi mempunyai beberapa manfaat tapi juga mempunyai efek samping yang membahayakan juga.
Peneliti Miia Kivipelto, seorang profesor dari Universitas Kuopio Filandia di Institut Karolinska Stockholm swedia mengatakan minum kopi dapat mengurangi resiko terkena penyakit alzheimer dan dementia1. Disebutkan pada studi sebelumnya bahwa kopi memiliki khasiat dapat melindungi terhadap diabetes, yang kemudian dihubungkan dengan Alzheimer.

Di dalam kopi mengandung senyawa kafein. Kafein acap kali juga dijadikan salah satu bahan pelengkap pada obat sakit kepala. Pasalnya, kafein memiliki kemampuan mempersempit pembuluh darah ke otak (vasokonstriksi) sehingga pelebaran pembuluh darah di daerah otak yang merupakan penyebab sakit kepala bisa ditanggulangi. Bahkan, senyawa xantin dalam dosis rendah mampu merangsang susunan saraf yang sedang depresi, misalnya akibat penyalahgunaan narkoba atau kecanduan alkohol.

Minum kopi juga berbahaya bagi penderita hipertensi (tekanan darah tinggi) karena senyawa kafein bisa menyebabkan tekanan darah meningkat tajam. Selain itu, kopi juga bisa meningkatkan aliran darah ke ginjal dengan akibat produksi urin bertambah. Jadi, jangan heran kalau tak lama sehabis mengkonsumsi kopi kandung kencing cepat penuh.
Minum kopi terlalu banyak juga tidak baik untuk wanita, karena akan mengurangi tingkat kesuburan dan bisa menambah risiko kekeroposan tulang (osteoporosis).
Sekalipun demikian mungkin jarang kita mengamati apa manfaat atau dampak negatif kopi bagi kesehatan. Paling-paling yang kita tahu setelah minum kopi badan terasa segar dan rasa kantuk hilang.

Berikut ini tips minum kopi yang nikmat dan sehat:

1. Porsi

Meski belum ada penelitian berapa jumlah kopi yang boleh diminum per harinya, namun kebanyakan penelitian mengungkapkan, minum 300 mg caffeine (sekitar 1 sampai 3 cangkir kopi sehari) tidak akan memberikan efek negatif pada kebanyakan orang sehat.

2. Kenali Kandungan Kafein

Setelah mengetahui porsi dan tanda bahaya kopi pada tubuh, ada baiknya Anda juga mengetahui kandungan kafein dalam produk-produk yang sering dikonsumsi. Beberapa produk lain yang mengandung kafein misalnya softdrink, permen kopi, teh, cokelat, dan obat sakit kepala.

3. Coffee Mix

Untuk setiap 6 ons kopi, kita bisa kehilangan 5 mg kalsium. Namun, kehilangan kalsium ini dapat diatasi dengan menambahkan 2 sendok susu atau membuat espresso latte. Sedangkan campuran kopi dengan alkohol menjadi kurang baik, terutama bagi orang dengan gangguan hati. Dan campuran kopi dengan krim juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi kalori berlebih.

5. Kenali Tanda Bahaya!
Sebaiknya kenali kapan harus berhenti minum kopi. Misalnya, jika mulai merasa gelisah, jantung berdebar, gangguan mood (misalnya, cepat marah), berhalusinasi atau tak dapat tidur sepanjang malam

Keistimewaan Bulan Sa'ban


Sejak semula, Rasulullah Muhammad SAW telah mensinyalir bahwa bulan Sya'ban atau bulan ke-8 dari perhitungan bulan Qamariyah (Hijriah) merupakan bulan yang biasa dilupakan orang.

Maksud Rasulullah, hikmah dan berbagai kemuliaan dan kebajikan yang ada dalam bulan Sya'ban dilupakan orang. Mengapa dilupakan? Menurut pengakuan Rasulullah, karena bulan Sya'ban berada di antara dua bulan yang sangat terkenal keistimewaannya. Kedua bulan dimaksud adalah bulan Rajab dan bulan Ramadan. Bulan Rajab selalu diingat karena di dalamnya ada peristiwa Isra Mikraj yang diperingati dan dirayakan sedang bulan Ramadan ditunggui kedatangannya karena bulan ini adalah bulan yang paling mulia dan istimewa di antara bulan yang ada.

Lantas apa dan bagaimana bulan Sya'ban? Keistimewaan dan kemuliaan bulan Sya'ban terletak pada pertengahannya, sehingga disebut dengan Nisfu Sya'ban. Nisfu artinya setengah atau seperdua, dan Sya'ban sebagaimana disebut pada awal tulisan ini, adalah bulan kedelapan dari tahun Hijrah. Nisfu Sya'ban secara harfiyah berarti hari atau malam pertengahan bulan Sya'ban atau tanggal 15 Sya'ban. Kata Sya'ban sendiri adalah istilah bahasa Arab yang berasal dari kata syi'ab yang artinya jalan di atas gunung.

Menurut relung Ensiklopedia Panjimas, bulan kedelapan dari tahun Hijriah itu dinamakan dengan Sya'ban karena pada bulan itu ditemukan banyak jalan untuk mencapai kebaikan. Malam Nisfu Sya'ban dimuliakan oleh sebagian kaum muslimin karena pada malam itu diyakini dua malaikat pencatat amalan keseharian manusia; Raqib dan Atib, menyerahkan catatan amalan manusia Allah SWT, dan pada malam itu pula catatan-catatan itu diganti dengan catatan yang baru.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda "Bulan Sya'ban itu bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan. Ia adalah bulan diangkatnya amal-amal oleh Tuhan. Aku menginginkan saat diangkat amalku aku dalam keadaan sedang berpuasa (HR Nasa'I dari Usamah). Sehubungan dengan hal itu Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan pengakuan Aisyah lam yakunin Nabiyi sha mim yashumu aksara min sya'baana finnahu kaana yashumuhu kulluhu kaana yashumuhu illa qalilan. Maksud Aisyah dalam periwayatan ini bahwa Nabi Muhammad SAW paling banyak berpuasa pada bulan Sya'ban.

Lebih jauh dari itu, pada malan Nisfu Sya'ban Allah SWT menurunkan berbagai kebaikan kepada hambanya yang berbuat baik pada malam tersebut. Kebaikan-kebaikan itu berupa syafaat (pertolongan), magfirah (ampunan), dan itqun min azab (pembebasan dari siksaan). Oleh karena itu malam Nisfu Sya'ban diberi nama yang berbeda sesuai dengan penekanan kebaikan yang dikandungnya.

Imam al-Gazali mengistilahkan malam Nisfu Sya'ban sebagai malam Syafaat, karena menurutnya, pada malam ke-13 dari bulan Sya'ban Allah SWT memberikan seperti tiga syafaat kepada hambanya. Lalu pada malam ke-14, seluruh syafaat itu diberikan secara penuh. Meskipun demikian ada beberapa gelintir orang yang tidak diperuntukkan pemberian syafaat kepadanya. Orang-orang yang tidak diberi syafaat itu antara lain ialah orang-orang yang berpaling dari agama Allah dan orang-orang yang tidak berhenti berbuat keburukan.

Nisfu Sya'ban dinamakan juga sebagai malam pengampunan atau malam magfirah, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hambanya yang saleh. Namun dalam pemberian ampunan itu dikecualikan bagi orang-orang yang masih tetap pada perbuatannya mensyarikatkan Allah alias musyrik, dan bagi mereka yang tetap berpaling dari Allah SWT. Nabi bersabda: ?Tatkala datang malam Nisfu Sya'ban Allah memberikan ampunanNya kepada penghuni bumi, kecuali bagi orang syirik (musyrik) dan berpaling dariNya (HR Ahmad).

Kecuali Enam Golongan
Ibn Ishak meriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa pernah Rasulullah memanggil isterinya, Aisyah dan memberitahukan tentang Nisfu Sya'ban. "Wahai Humaira, apa yang engkau perbuat malam ini? Malam ini adalah malam di mana Allah yang Maha Agung memberikan pembebasan dari api neraka bagi semua hambanya, kecuali enam kelompok manusia".

Kelompok yang dimaksud Rasulullah yaitu, Pertama, kelompok manusia yang tidak berhenti minum hamr atau para peminum minuman keras. Sebagaimana berulang kali dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan hamr adalah jenis minuman yang memabukkan, baik jenis minuman yang dibuat secara tradisional mapun jenis minuman yang dibuat secara modern. Istilah populernya adalah minuman keras atau miras. Yang disebut pertama antara lain tuak atau ballok, baik ballok tala, ballok nipa, maupun ballok ase. Sementara yang disebut kedua antara lain bir dan whyski. Termasuk kategori sebagai orang yang tidak berhenti minum hamr ialah orang-orang menyiapkan minuman tersebut atau para pembuat dan pengedarnya. Mereka ini tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi malah diancam dengan siksaan api neraka.

Kedua, orang-orang yang mencerca orang tuanya. Termasuk kategori mencerca orang tua ialah berbuat jahat terhadap orang tua yang dalam hal ini ibu bapak. Menurut ajaran agama yang menyatakan syis saja kepada ibu atau bapak itu sudah termasuk dosa. Membentak orang tua termasuk perbuatan yang sangat dilarang. Allah SWT di samping menegaskan kepada manusia untuk tidak beribadah selainNya, maka kepada kedua orangtua berbuat baiklah. Waqadha Rabbuka an La ta'buduu Illah Iyyahu wa bilwalidaini ihsanan (al-Isra: 17:23). Perbutan kategori baik terhadap orang tua antara lain bertutur kata kepada keduanya dengan perkataan yang mulia, merendahkan diri kepada keduanya dengan penuh kasih sayang, dan kepada keduanya didoakan; "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku di waktu kecil."

Ketiga, orang-orang yang membangun tempat zina. Tempat berzina dimaksud adalah tempat pelacuran yang kini nama populernya tempat PSK (pekerja seks komersial). Golongan atau kelompok orang yang seperti ini, pada malam Nisfu Sya'ban tidak mendapat pembebasan dari api neraka, tetapi sebaliknya mereka dijanji dengan siksaan dan azab.

Keempat, orang-orang atau para pedagang yang semena-mena menaikkan harga barang dagangannya sehingga pembeli merasa dizalimi. Misalnya, penjual bahan bakar minyak, termasuk minyak tanah. Harga dagangan jenis ini sudah ada harga standar, tetapi kalau penjualnya menaikkan harganya secara zalim, maka penjual yang demikian itulah yang tidak mendapat pembebasan dari neraka.

Kelima, petugas cukai yang tidak jujur. Termasuk kategori petugas cukai adalah para kolektor pajak atau orang-orang yang menagih pajak dan retribusi. Misalnya petugas cukai yang bertugas di pasar-pasar yang menerima uang atau cukai dari penjual dengan bukti penerimaan dengan karcis. Salah satu bentu ketidakjujuran kalau uang diterima tetapi tidak diserahkan bukti penerimaan (karcis).

Keenam, kelompok orang-orang tukang fitnah. Orang-orang kelompok ini suka menyebarkan isu dan pencitraan buruk yang sesungguhnya hanyalah sebuah fitnah. Keenam golongan inilah yang disebut tidak mendapat fasilitas itqun minannar.

Atas dasar itu, kiranya kita semua dapat menyadari bahwa sesungguhnya bulan Sya'ban merupakan bulan persiapan untuk memasuki bulan suci Ramadan. Persiapan itu meliputi persiapan mental dan persiapan fisik. Manusia atau umat hendaknya memasuki bulan suci Ramadan sudah dalam keadaan iman yang mantap dan sudah dalam keadaan mendapatkan syafaat, dan sudah dalam keadaan mendapat jaminan dan pembebasan dari siksaan api neraka. Wallahu a'lam bissawab. **
Ak-Room © 2008. Design by :Yanku Templates Sponsored by: Tutorial87 Commentcute